Diare pada anak balita tentunya tidak lepas dalam sebuah kehidupan kesehatan anak-anak kita. Karena memang salah satu penyakit yang seringkali mengghinggapi anak balita adalah diare itu sendiri. Untuk itulah kita sebagai orang tua yang tentunya sangat memperdulikan status kesehatan anak kita. Maka mengenal akan penyebab diare pada anak balita sangat penting demi mencegah hal-hal yang buruk bila mencret pada anak ini dibiarkan berkepanjangan tanpa ada penanganan yang serius.
Pengertian diare pada anak adalah bila sang anak atau balita buang air besar yang keluar berupa cairan dan terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari baik itu disertai atau tanpa adanya lendir atau darah di dalamnya. Sedangkan yang dimaksud dengan definisi pengertian diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan hal ini berlangsung kurang dari 1 minggu dan sebelumnya sang bayi atau pun sang balita dalam keadaan yang sehat.
Di Indonesia sendiri, ternyata penyebab kematian balita tertinggi adalah oleh karena disebabkan penyakit diare pada anak. Karena memang dalam hal penyebarannya pun bisa terjadi dengan cepat dan dalam waktu waktu singkat.
Penyakit diare pada anak ini masuk dalam kategori penyebab kematian bayi yang paling tinggi karena memang dalam rentang waktu anak-anak usia di bawah lima tahun (balita) memiliki kekebalan tubuh atau imunitas yang masih sangat rendah sehingga akan sangat mudah untuk terkena dan juga terinfeksi oleh virus bakteri penyebab diare itu sendiri.
Beberapa
tanda gejala diare anak bayi balita adalah pengeluaran tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang kala disertai dengan :
- Muntah.
- Badan lesu atau lemah.
- Panas.
- Tidak nafsu makan.
- Darah dan lendir dalam kotoran.
Ada beberapa bakteri maupun virus yang berperan besar dalam hal menyebabkan terjadinya penyakit diare pada anak ini. Berikut ini adalah beberapa
penyebab diare yaitu :
- Penyebab Virus yaitu berkisar antara (50 - 70%) adalah Rotavirus.
- Penyebab Bakteri terutama E.Coli ini berkisar (25%), selainnya adalah bakteri shigela vibriocholera, salmonela, serta protozoa (5%) cryptosporidium.
Penyebab diare lainnya selain oleh karena virus dan bakteri ternyata juga bisa disebabkan oleh karena faktor berikut ini :
- Infeksi.
- Gangguan Absorbsi Pencernaan.
- Faktor Makanan Yang Dikonsumsi.
- Immunodefisiensi.
- Psikologis. Bisa berupa rasa cemas atau pun takut berlebihan.
Penularan Diare bisa melalui beberapa jalan yaitu diantaranya :
1. Faktor Makanan.
Faktor dari makanan ini adalah bila makanan yang dikonsumsi oleh anak balita kita kurang terjaga kebersihan dan kehigienisannya itu sendiri. Bisa pada waktu proses mencuci bahan makanan atau pun dalam proses pengolahan bahan makanan yang kurang bersih dan kurang tepat juga.
2. Faktor Tangan.
Maksudnya di sini adalah jari sang bayi dan anak balita. Kebiasaan anak-anak yang kurang baik seperti halnya kesukaan menghisap jari tangannya bisa menjadi pintu masuk penyebab masuknya virus, jamur, bakteri, dan parasit, serta mikroorganisme jahat yang bisa menjadi salah satu
faktor penyebab diare.
3. Faeces (Kotoran).
Faeces ini adalah merupakan salah satu metode dan media penularan berjangkitnya penyakit diare pada anak-anak. Sarana air bersih dan pembuangan tinja yang kurang baik serta kurang sehat dapat menjadi penyebaran virus/kuman penyebab diare.
4. Lalat.
Media penyebaran bibit penyakit penyebab diare ini bisa melalui hewan seperti lalat ini. Lalat yang hidup di lingkungan yang kotor, seringkali terbang dan hinggap pada makanan dan minuman. Pasukan lalat tersebut menyebarkan virus/kuman di makanan/minuman yang nantinya dikonsumsi oleh anak-anak, sehingga menyebabkan diare akut atau
disentri.
Bahaya diare pada anak yang harus benar-benar kita perhatikan adalah dehidrasi. Anak akan kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit tubuh karena muntah dan diare yang cair. Anak menjadi dehidrasi, mulai dari dehidrasi ringan sampai dehidrasi berat, bahkan sampai bisa menimbulkan kematian.
Pada dehidrasi ringan, berat badan (BB) anak turun sekitar 0 - 5%, namun ia masih bisa beraktivitas (misalnya, jalan-jalan). Pada dehidrasi sedang, BB anak akan turun sebanyak 5 - 10%, ia merasa kehausan dan masih bisa duduk. Jika sudah dehidrasi berat, BB anak turun lebih dari 10%. Selain itu, ia merasa lemas, haus berat dan sering menggigau.