Kekurangan cairan kehilangan cairan tubuh tidak jarang kita alami. Karena memang dehidrasi ini bisa terjadi pada setiap orang. Baik itu dehidrasi pada bayi, anak maupun kekurangan cairan pada orang dewasa. Karena memang bila kekurangan cairan tubuh dibiarkan saja akan bisa berdampak buruk terhadap kesehatan kita tentunya. Untuk itulah perlunya kita juga mengenal akan arti dan juga penyebab tanda gejala dehidrasi sehingga dengan hal tersebut kita bisa minimal melakukan tindakan awal dalam melakukan pengobatan dehidrasi dan penanganan kehilangan cairan secepatnya sebelum menjadi terlambat semuanya.
Yang dimaksud dengan pengertian dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk. Dan makna definisi yang lainnya dari ini adalah bahwa yang dimaksud dengan dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang disertai dengan output (pengeluaran) yang melebihi intake (pemasukan) sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang.
Jenis Dehidrasi.
Kekurangan cairan dalam tubuh bisa dibagi menjadi 3 bagian yang umum kita kenal yaitu :
- Dehidrasi Ringan. Yaitu kehilangan cairan 2-5% dari berat badan semula. Tanda ciri dehidrasi yang masuk dalam kategori ini bisa kita kenali dengan gejala-gejala semacam mulut dan bibir kering serta lengket, turgor kulit normal, denyut jantung meningkat, tenggorokan kering, sakit kepala. Pada anak atau bayi tanda cirinya bisa dikenali dengan bayi menjadi rewel dan juga bayi menangis, mata terlihat cekung, meningkatnya rasa haus.
- Dehidrasi Sedang. Kehilangan cairan 5% dari berat badan semula. Ciri dehidrasi sedang terlihat dengan orang yang mengantuk, pusing, otot lemah, mata kering, haus, produksi urin sedikit dan mulai berwarna kuning tua, silau melihat sinar, suhu tubuh meningkat (demam).
- Dehidrasi Berat. Kehilangan cairan 8% dari berat badan semula. Gejala orang mengalami dehidrasi berat adalah sebagai berikut : urine berwarna kuning gelap sampai oranye tua, hipotensi, ekstremitas dingin, kram otot, kondisi fisik sangat lemah, lidah bengkak, nadi cepat (takikardia), elastisitas hilang, mata cekung, menggigil, penurunan fungsi ginjal, kulit kering, terkadang bisa sampai terjadi pingsan.
Sedangkan dalam dunia medis dan kesehatan
klasifikasi tingkatan dehidrasi terbagi menjadi :
- Dehidrasi Isotonik. Hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama. Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).
- Dehidrasi Hipotonik. Hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air. Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter.
- Dehidrasi Hipertonik. Yaitu berkurangnya cairan berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik). Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).
Penyebab Dehidrasi.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang menjadi kekurangan cairan tubuh. Diantaranya yaitu :
- Akibat dari berkurangya cairan akibat panas yaitu kekurangan zat natrium, kekurangan air, kekurangan natrium dan air. Hal ini bisa terjadi bila ada keadaan seperti halnya muntah, diare dan banyak buang air kecil karena adanya suatu infeksi. Bila diare pada bayi maupuan balita yang terjadi maka orang tua harus bisa juga mengenali akan penyebab diare pada balita bayi juga.
- Latihan yang berlebihan yang tidak dibarengi dengan asupan minuman juga.
- Sinar panas matahari yang panas.
- Diet keras dan drastis.
- Obat-obatan yang digunakan terlalu lama. Misal pada pemberian obat diuretika yang panjang.
- Luka seperti halnya luka bakar bisa juga menjadi suatu hal yang bisa mengakibatkan seseorang kehilangan banyak cairan tubuh.
Bila diperiksa dalam laboratorium pada umumnya
hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien dehidrasi akan menunjukkan hasil :
- Peningkatan hematokrit.
- Peningkatan kadar protein serum.
- Na+ Serum normal (biasanya).
- Rasio BUN / Kreatinin serum >20:1 (normal=10:1).
- Berat jenis urine tinggi.
- Osmolalitas urine >450 meq/L.
- Na+ urine >20 meq/L (penyebab dari renal atau adrenal).