Teori Psikologi Sigmund Freud memang terkenal dalam dunia psikologi di dunia termasuk di Indonesia. Yang kesemuanya ini adalah termasuk dalam bagian dari teori psikonalisis. Walaupun Sigmund Freud merupakan antara ahli psikologi yang terawal, namun kajian beliau turut mendapat kritikan daripada ahli-ahli psikologi yang lain. Satu kritikan asas adalah Freud selalu mengumpul data kajian dengan menggunakan kaedah kajian kes. Dimana pengkaji-pangkaji yang lain tidak setuju dengan kaedah ini.
Sigmund Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego. Ketiga struktur tersebut diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun.
Struktur ini dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini.
Teori Kepribadian, Id, Ego, Superego Menurut Sigmund Freud.
1.
Id.
Id ini adalah merupakan bagian dari komponen kepribadian yang asli natural yang dibawa sejak lahirnya seorang individu. Id juga merupakan komponen dari psikologi yang mempunyai sifat primitif dan naluriah. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian. Id akan di dorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk mendapatkan kepuasan segera dari semua keinginan dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan.
Contoh mudahnya adalah bila seorang bayi menangis karena lapar atau pun haus maka ia akan mengkomunikasikan hal tersebut kepada ibunya dengan cara menangis. Karena dengan adanya peningkatan rasa lapar atau haus yang dirasakan bayi atau anak maka ia harus menghasilkan upaya segera untuk mendapatkan makan atau minum. Id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi dengan baik.
2.
Ego.
Prinsip kepribadian jenis ego ini adalah seputar mengenai hal yang berhubungan dengan realitas serta kenyataan yang ada. Ego ini juga dimulai serta dibawa sejak lahir, tetapi berkembang bersamaan dengan hubungan individu dengan lingkungan sekitarnya. Untuk bisa bertahan dalam suatu kehidupan, maka individu tersebut tidak bisa hanya semata-mata bertindak sekedar mengikuti impuls-impuls atau dorongan-dorongan, individu harus belajar menghadapi realitas yang ada. Dan ini lebih kompleks dari sekedar Id saja. Contoh mudahnya adalah bila seorang anak merasakan lapar maka ia akan akan berusaha untuk mendapatkan makanan untuk mengatasi rasa laparnya.
Hanya saja sekarang ia akan berusaha melihat kenyataan bagaimana cara mendapatkan makanan dengan baik tanpa ada yang merasa disalahkan atau pun ia salah dalam melakukan tindakan mendapatkan makanan terbut karena didorong oleh rasa laparnya tersebut. Menurut Freud, ego adalah struktur kepribadian yang berurusan dengan tuntutan realita, yang berisi penalaran dan pemahaman yang tepat. Ego berusaha menahan tindakan sampai dia memiliki kesempatan untuk memahami realitas secara akurat, memahami apa yang sudah terjadi didalam situasi yang berupa dimasa lalu, dan membuat rencana yang realistik dimasa depan. Tujuan ego adalah menemukan cara yang realistis dalam rangka memuaskan Id. Fungsi ego ini juga berguna untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan yang ada.
3.
Super Ego.
Super Ego atau pun aspek sosiologis adalah merupakan sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut hal yang berhubungan dengan baik-buruk). Super ego lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan, karena itu super ego dapat dianggap sebagai aspek moral daripada kepribadian itu sendiri. Dan juga merupakan aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua serta masyarakat. Superego memberikan pedoman untuk membuat sebuah penilaian.
Fungsi manfaat superego adalah :
- Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls teresbut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.
- Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral dari pada dengan kenyataan.
- Mendorong individu kepada kesempurnaan.
Bersama-sama dengan ego, super ego mengatur dan mengarahkan tingkah laku manusia yang bermaksud untuk memuaskan dorongan-dorongan dari Id, yaitu melalui aturan-aturan dalam masyarakat, agama, atau keyakinan-keyakinan tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk. Freud berpendapat manusia sebagai suatu sistem yang kompleks memakai energi untuk berbagai tujuan seperti halnya bernafas, bergerak, mengamati, dan mengingat. Kegiatan psikologik juga membutuhkan energi, yang disebutnya energy psikis (psychic energy) – energi yang ditransform dari energi fisik melalui id beserta instink-instinknya. Ini sesuai dengan kaidah fisika, bahwasannya energi tidak dapat hilang, tetapi dapat pindah dan berubah bentuk.
Tahap Perkembangan Kepribadian
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun, meliputi beberapa tahap yaitu tahap oral, tahap anal, tahap phalik, tahap laten, dan tahap genital.