Kepastian kenaikan harga BBM bersubsidi resmi ditetapkan pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi sepulangnya dari lawatan dari luar negeri pertengahan bulan November 2014 ini.
Hal ini dikemukakan oleh Jusuf Kalla (JK) bahwasannya pemerintah akan segera mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali ke Tanah Air seperti dilansir dari media kompas.com.
Menurut JK, pemerintah harus menghitung ulang nilai kenaikan harga BBM menyusul harga minyak dunia yang turun menjadi sekitar 80 dollar AS per barrel.
Pada saat yang sama, lanjut JK, rupiah melemah sehingga perhitungan ulang nilai kenaikan harga BBM ini harus memperhatikan kedua faktor tersebut.
Harga BBM Bersubsidi Naik 2000 - 3000 Rupiah Per liter
Besaran kisaran harga BBM bersubsidi naik bulan november 2014 ini adalah pada kisaran angka Rp 2.000,00 sampai dengan Rp 3.000,oo rupiah per liter.
Pemerintah memastikan akan mengambil kebijakan penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada bulan November ini. Meskipun, harga minyak dunia mengalami penurunan hingga ke titik terendah dalam empat tahun terakhir di kisaran 80 dolar AS per barel.
Pengamat Energi dari Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menilai sebenarnya rencana kenaikan harga BBM subsidi tidak perlu selalu dikaitkan dengan harga minyak internasional. Namun, dia menyatakan sebaiknya kenaikan tidak sebesar yang diwacanakan yakni
Rp 3000 per liter.
"
Karena harga BBM keekonomian di level sekarang hanya Rp 8500 per liter, maksimal kenaikan Rp 2000 per liter dengan harga keekonomian sekarang. Kalau naik Rp 2000 sebetulnya tahun depan kita sudah lepas dari subsidi," ungkapnya di Jakarta, Jumat (14/11). seperti dilansir dari suaramerdeka.com.
Sinyal Tanda Harga BBM Naik Oleh Presiden Jokowi
DI Brisbane, Australia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus memberi sinyal untuk segera menaikkan harga BBM bersubsidi. Saat bertemu dengan 260-an warga negara Indonesia (WNI) di Queensland University of Technology (QUT) Brisbane, Australia, Jokowi kembali menegaskan keputusannya itu.
Jokowi mengakui, ada beberapa pihak yang mengingatkan bahwa keputusan itu akan membuat popularitasnya merosot.
"Saya tidak peduli. Seorang pemimpin harus berani mengambil risiko," tandasnya disambut tepuk tangan meriah hadirin tadi malam (14/11).
Dalam pertemuan yang disiarkan live stream via YouTube dan dipantau para pelajar Indonesia di lima benua tersebut, Jokowi menegaskan bahwa pengalihan subsidi BBM mendesak untuk dilakukan.
Selain salah sasaran karena subsidi BBM lebih banyak dinikmati masyarakat mampu pemilik mobil, subsidi akan dialihkan untuk kegiatan produktif. "Jadi, ini tidak bisa ditunda-tunda lagi," tuturnya. Seperti informasi yang dilansir dari jpnn.com.
Jokowi lantas memaparkan, dalam lima tahun terakhir, subsidi BBM sudah menyedot anggaran hingga Rp 714 triliun. Padahal, subsidi untuk kesehatan hanya Rp 220 triliun dan anggaran infrastruktur Rp 570 triliun.
"Ini kan enggak bener. Kita ini sudah terlalu boros. Anggaran ratusan triliun dihambur-hamburkan untuk dibakar," ucapnya.
Menurut Jokowi, banyaknya
demo atau suara yang menentang rencana kenaikan harga BBM lebih disebabkan kurangnya pemahaman mereka akan manfaat rencana tersebut.
Misalnya pada percepatan pembangunan infrastruktur atau pengurangan kesenjangan dengan pemberian bantuan kepada masyarakat miskin. "Ini akan membawa banyak manfaat untuk Indonesia," jelasnya.
Jokowi meyakini, jika sampai
popularitas jokowi turun sebagai akibat kenaikan harga BBM, kondisi itu tidak akan berlangsung lama. Apalagi jika masyarakat nanti sudah bisa menikmati
manfaat pengalihan subsidi, misalnya melalui
Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Pintar, maupun Kartu Indonesia Sehat.
Alasan Pemerintah Menaikkan Harga BBM
Berikut beberapa alasan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi seperti yang diungkapkan oleh Andi Widjajanto selaku Sekretaris Kabinet seperti dikutip dilansir dari jpnn.com.
Soal alasan rencana kenaikan harga BBM tersebut, Andi menyebutkan ada sekitar lima alasan mengapa BBM harus dinaikkan harganya yaitu antara lain oleh karena :
- Harga BBM di Indonesia terlalu murah dibandingkan dengan negara lain. Ini membuat potensi BBM diselundupkan menjadi tinggi.
- Kuota BBM bersubsidi yang ditetapkan DPR bersama pemerintah tiap tahunnya selalu terlampaui. Hal ini menguatkan dugaan jebolnya kuota BBM karena adanya penyelundupan.
- Sejak awal tahun 2000, Indonesia telah beralih status dari eksportir BBM menjadi importer BBM dan subsidi BBM selama ini tidak sesuai dengan ketentuan Undang-undang 30/2007 tentang energi.
- BBM akan naik harganya karena seperlima APBN Indonesia disedot untuk subsidi energi. Padahal, subsidi ini sifatnya sangat konsumtif.