Penggantian penghentian Kurikulum 2013 (K13) kembali pada kurikulum 2006 (KTSP) resmi dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan No 160/2014 mengenai penghentian implementasi K-13 dan pengembalian penerapan Kurikulum 2006.
Anies Baswedan selaku Mendikbud telah mempertegas pengembalian K13 pada kurikulum KTSP dengan diterbitkannya secara resmi permendikbud no 160 tahun 2014 ini dan jangka periode KTSP adalah sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020 seperti informasi yan didapat dari jpnn.com belum lama ini.
Isi Permendikbud No 16 Tahun 2014 Tentang Pemberlakukan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
Dalam Pasal 1 Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 dinyatakan bahwa Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013.
Permendikbud tertanggal 11 Desember 2014 itu mengatur kebijakan penghentian implementasi K-13 dan pengembalian penerapan Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) lagi.
Di dalam pasal 4 Permendikbud 160/2014 itu, dinyatakan bahwa
sekolah dasar dan menengah dapat menjalankan KTSP sampai tahun pelajaran 2019/2020.
Anies mengatakan
Pemberlakuan K-13 Secara Terbatas, hanya di 6.221 unit sekolah, disebabkan karena para guru belum siap. Dia menuturkan sebagus apapun kurikulum yang berjalan, kunci kesuksesannya ada di guru. “Kita latih dulu gurunya sampai siap,” ujarnya.
Di dalam aturan ini, pemberlakuan
K-13 secara terbatas efektif mulai semester genap Januari nanti. Anies menegaskan bahwa sekolah yang boleh melanjutkan kembali implementasi K-13 harus sekolah yang sudah menjalankan selama tiga semester. Yang dimulai tahun pelajaran 2013/2014 lalu.
Sementara itu, sekolah yang kembali menerapkan KTSP akan mendapatkan perhatian khusus. Seperti pelatihan untuk kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan pengawas sekolah.
Pelatihan ini difokuskan untuk menyiapkan implementasi K-13 di sekolah masing-masing.
Pertimbangan utama Kemendikbud menghentikan implementasi K-13 adalah, ingin fokus melatih guru. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, anggaran pelatihan guru untuk menerapkan K-13 sudah ada.
Pelatihan tidak lagi berdasar guru secara perorangan. Tetapi semua guru dalam satu sekolah, akan dilatih sekaligus. Selain itu di akhir sesi pelatihan, guru-guru akan magang mengajar di
sekolah pilot project K-13.
Dengan
sistem pelatihan guru berbasis sekolah itu, diprediksi semua guru siap menjalankan K-13 sekitar 3 sampai 4 tahun lagi. Asumsinya adalah dari guru-guru di 3 persen sekolah yang ditunjuk menjadi pilot project, meningkat menjadi 5 persen sekolah seluruh Indonesia.
Kemudian naik lagi menjadi 45 persen populasi sekolah, berikutnya naik lagi menjadi 70 persen, dan seterusnya sampai 100 persen populasi sekolah (JPNN).
Isi lain dari
pasal-pasal permendikbud No 160/2014 ini pada pasal 2 berisikan antara lain adalah sebagai berikut :
- Pasal 2 ayat (1) : Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang telah melaksanakan Kurikulu 2013 selama 3 (tiga) semester tetap menggunakan Kurikulum 2013.
- Pasal 2 Ayat (2) : Menyatakan Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satuan pendidikan rintisan penerapan Kurikulum 2013.
- 2 ayat (3) : Satuan pendidikan rintisan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berganti melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 dengan melapor kepada dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/ kota sesuai dengan kewenangannya.
Untuk
mengunduh mendowload lengkap isi permendikbud 160/2014 dalam bentuk PDF ini silakan untuk mengklik link berikut ini :
DOWNLOAD PERMENDIKBUD NOMOR 160 TAHUN 2014.