Bagi-bagi kondom gratis dan juga kampanye bus pekan kondom nasional adalah merupakan bagian dari program Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) bersama DKT Indonesia serta juga dari kementrian kesehatan. Namun menteri kesehatan dan Kementerian Kesehatan menegaskan, bahwa Pekan Kondom Nasional bukan kegiatan Kementerian Kesehatan RI.
Berikut informasi yang didapatkan dari website setkab.go.id yang menginformasikan mengenai siaran pers yang dikirimkan Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Rabu (4/12). Dalam siaran pers tersebut Kementerian Kesehatan telah meminta agar kegiatan kampanye Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) menggunakan bus bertulisan “Pekan Kondom Nasional” dihentikan segera. “Sesuai hasil pertemuan dengan KPAN dan DKT Indonesia, Kementerian Kesehatan RI telah meminta DKT Indonesia untuk menghentikan kegiatan kampanye dengan menggunakan bus bertulisan Pekan Kondom Nasional,”
Menyusul munculnya reaksi sejumlah pihak, Kementerian Kesehatan RI telah melakukan pertemuan dengan KPAN dan DKI di Jakarta, Senin (2/12). Dari pertemuan ini diperoleh informasi bahwa Pekan Kondom Nasional merupakan kegiatan rutin yang telah dilakukan DKT Indonesia sejak 2007 dalam rangka peringatan
Hari AIDS Sedunia 1 Desember.
Kegiatan Acara Pekan Kondom Nasional 2013 antara lain :
- Lomba Penulisan Jurnalistik dengan tema HIV-AIDS.
- Lomba foto media sosial instagram untuk umum.
- Konser musik “Goyang Sutra” pada 30 November 2013 di Jakarta Timur.
- Kampanye Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) berupa leaflet dan media KIE lainnya di 12 kota, pada Sabtu dan Minggu (30/11-1/12), termasuk pembagian kondom untuk kelompok Lelaki Berisiko Tinggi (LBT) di pelabuhan, terminal, dan lokalisasi.
- Pemasangan pledge board selama 1 hari di Cilandak Town Square pada 1 Desember 2013.
- Bus yang bertuliskan Pekan Kondom Nasional dan dilengkapi sarana KIE untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat, berjumlah 1 buah dan hanya ada di Jakarta.
Siaran pers itu menegaskan, bahwa Kementerian Kesehatan RI telah meminta DKT Indonesia untuk menghentikan kegiatan kampanye dengan menggunakan bus bertulisan “Pekan Kondom Nasional”, serta meminta perusahaan distributor tersebut untuk menyampaikan penjelasan secara resmi kepada Kementerian Kesehatan terkait kegiatan Pekan Kondom Nasional.
Terhadap bus pekan kondom nasional itu, Menko Kesra menjelaskan, sesuai arahan Menkes sebenarnya bus-bus itu hanya membagikan leaflet dan brosur, bukan membagikan kondom. "Tidak ada arahan
bagi-bagi kondom ke kampus dan gedung-gedung SMU, karena itu kita hentikan,’" kata Menko Kesra.
Ditanya, apakah program itu akan dihentikan selamanya, Agung Laksono mengatakan tidak. selaku Menko Kesra, Agung tetap minta program nasional untuk pemberantasan HIV/AIDS terus dilanjutkan, meskipun menurut data angka infeksi baru penderita HIV/AIDS di Indonesia sudah mulai menurun.
Sementara itu, Mensos Salim Segaf Al Jufri tidak setuju dengan pembagian kondom di lembaga-lembaga pendidikan meskipun tujuannya untuk mensosiasilasikan pencegahan HIV-AIDS pada pekan kondom nasional.
"Terus terang saya tidak setuju pembagian kondom di sekolah-sekolah, malah menimbulkan masalah baru," kata Mensos saat ditemui di sela-sela peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jakarta. Menurut Mensos, sosialisasinya lebih baik dilakukan dengan memberikan pemahaman dan penjelasan tentang bahaya HIV-AIDS dan ajakan untuk tidak berbuat hal-hal yang dapat menularkan penyakit tersebut.